Ferdy Sambo membuka adegan penembakan dengan memegang leher Brigadir Yosua atau Brigadir J. Hal itu diungkapkan terdakwa Richard Eliezer atau Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11).
Bharada E mengatakan, saat itu dirinya hanya diam saja dan mengikuti skenario yang ada.
Menurut Bharada E, kala itu sambo memegang leher Yosua. Kemudian, Yosua disuruh berlutut di hadapannya.
"Kuat di belakang Bang Yos. Pak FS langsung pegang lehernya (Yosua). 'Sini, dorong (Yosua) ke depan. Sini kamu (Yosua), sini berlutut kamu, berlutut! Woi! Kamu berlutut',” kata Sambo saat itu.
“Eh pak, kenapa pak?” tanya Brigadir J sembari mengangkat tangan.
“Kau (Bharada E) tembak. Kau tembak cepat. Cepat kau tembak!” ucap Sambo.
Bharada E langsung mengokang senjata dan menembak Yosua. Timah panas meluncur dari jarak dua meter sebanyak tiga hingga empat kali.
“Saya sempat tutup mata saat tembakan pertama,” ujar Bharada E.
Bharada E mengakui, dirinya tidak lepas dari ketakutan saat adegan itu terjadi. Ketakutan itu adalah perlakuan serupa terhadap dirinya oleh Sambo.
Ia pun akhirnya berdoa setelah diminta Ferdy Sambo untuk membunuh Yosua. Ia berharap Sang Khalik merubah pikiran Sambo, untuk tidak menembak Yosua.
“Karena saya takut, saya beraninya berdoa," ucap Bharada E.